Tuesday, April 24, 2012

My trip to Bali (D2)

Rute yang kami tempuh pada hari kedua cukup padat. Hampir seperti ikut tour pariwisata lah.

Pagi itu diawali dengan Nasi Jinggo, quickbite dari POP Hotel. Quickbite adalah fasilitas dari POP Hotel untuk setiap tamunya. Quickbite bisa diambil di ruang makan hotel yang buka mulai jam 07.00 – 09.30 wita. Namanya keren yah.. quickbite. Padahal saya lebih mengenalnya dengan istilah Sego Kucing alias Nasi Kucing. Nasi Jinggo saya porsi nasinya cuma dua genggam ditambah sambal goreng tempe, mie dan seiris (dan itu benar-benar hanya seiris ) telur.  Tapi tak apalah, Alhamdulillah sudah bisa dapet sarapan gratis. Meskipun tidak sesuai porsi perut, tapi setidaknya ada makanan yang bisa mengganjal. Oh iya, bagi yang tidak selera dengan quickbite, disana juga ada bubur ayam yang bisa dinikmati seharga 5000 rupiah.

Setelah sarapan, kami kembali buka Google Map untuk cari jalur tujuan kami yaitu Tanah Lot, Padang-Padang dan Blue Point.

First stop, Tanah Lot. Dari hotel, cukup ambil kanan masuk ke Bypass Marlboro (resminya adalah jalan Teuku Umar Barat) lurus aja sampai ketemu perempatan ke Kerobokan. Disini kami sempat tersesat. Diperempatan ini kami ambil lurus masuk ke Petitenget yang sepertinya termasuk wilayah Seminyak. Sepanjang jalan yang terlihat hanyalah Hotel, Spa dan Villa yang punya ambience berbeda dengan Kuta. Disini jalanan ngga terlalu padat dan lebih rindang. Bule disini sepertinya lebih sophisticated dibanding Kuta. Bahasa kasarnya bule disini keliatan lebih berduit, hehehe…

Karena semakin ngga tahu jalan, Indah memutuskan untuk menghubungi salah satu customer-nya. (Ada enaknya jalan bareng sama orang Sales, hihi..) Mbak, yang saya lupa namanya meskipun saya sempat ngobrol tentang jalur yang benar *maklum, saya kurang bisa mengingat nama..*, tersebut tinggal di wilayah Kerobokan (aksen Bali bacanya : Kerobo’an). Dari informasi beliau, ternyata kami harus putar balik dan masuk ke Jalan Raya Kerobokan, which was perempatan yang harusnya kami belok kanan.

Dari jalan Kerobokan, lurus aja sampai ada marka jalan yang menunjukkan Canggu. Disitu belok kiri ya.. Ikuti saja jalan yang ada, nanti akan ketemu Bypass Munggu. Jalan terus hingga ada perempatan dengan penunjuk jalan belok kiri kearah Tanah Lot. You won’t miss it. Dari situ ngga bakal tersesat, karena jalannya ya cuman itu.


Kami belanja (lagi) disana. Harusnya memang kami main-main di Tanah Lot-nya dulu sebelum belanja. But we didn’t. Akibatnya, kami kerepotan antara bawa barang belanjaan dan pose centil untuk foto! But the show must go on! The pose must go on!

Cukup lama juga kami (terutama saya) self tanning disana. Sekitar jam makan siang, kami turun dari Tanah Lot. Mampir di Ruko yang ada spanduk “Ayam Betutu”. Sayangnya, itu juga bukan ayam betutu dengan rasa yang saya dan Mbak Lucy inginkan. Indah ngga bisa makan pedas (meskipun dia pengen buanget!), karena dia punya maag yang cukup akut. Perjuangan saya dan Mbak Lucy untuk menjaga Indah patut diberikan standing applause. But anyhow, the stomach must be fed.

Setelah itu, kami menuju Padang-Padang yang terletak di wilayah Uluwatu. Iya memang, dari Tanah Lot ke Uluwatu bagai dari tengah ke bawah. Tapi kan kita sedang road tripping, hehe.. Untuk ke Uluwatu cukup mudah. Dari Tanah Lot, cari arah Denpasar. Kalau sudah ketemu, cari arah untuk masuk ke Bypass Ngurah Rai arah ke Sanur. Ikuti aja Bypass Ngurah Rai hingga ketemu penunjuk arah belok kanan ke Uluwatu. Hati-hati, ini nyebrang jalur yah!

Kalau sudah belok kanan, ikuti aja petunjuk jalan arah Uluwatu. Jalanannya naik, cukup berliku dan tandus. Perfect combination deh. Pastikan mobil dalam keadaan prima. Nanti disebelah kiri akan ada Garuda Wisnu Kencana, naik lagi dan kita akan ketemu jalan masuk ke New Kuta Beach Resort disebelah kanan. Kalau mau lihat Dreamland Beach disini tempatnya. Hanya saja sekarang sudah jauh berbeda dengan tahun 2006, pertama kali saya melihatnya. Dulu masih (almost) virgin. Ngga banyak pedagang lokal. Terakhir kali saya lihat (around 2010), sudah modern. Alaminya sudah ngga dapet kalau buat saya. Maklumlah, Pangeran Cendana yang diisukan sebagai pemilik, sudah bebas dari penjara. Kalau mau singgah, ya silakan. Kalau ngga ya lempeng ajah sampai ketemu pertigaan dengan penunjuk jalan Labuhan Sait. Belok kanan sesuai penunjuk jalan tersebut.

Jalan ke Padang-Padang ngga terlalu lebar, tapi sudah smooth. Ikuti saja sampai ada tempat parkir disebelah kiri jalan. Parkir dulu mobilnya, kemudian nyebrang jalan. Waktu itu Indah sempat bilang, “Kenapa yang naik mukanya kusut-kusut?”. Selanjutnya akan ada beberapa anak tangga. Turun saja dan nikmati pemandangan pantai yang  menyenangkan. Pasirnya cukup lembut, sehingga kami bisa lepas sandal dan berjalan-jalan di pantai. Ombaknya juga kecil. And again, sepertinya menyenangkan untuk berendam di pantai dengan Corona Extra di tangan, which I didn’t (again) karena males untuk cari tempat bilas badannya. Pantai Padang-Padang belum ada penunjuk arah yang jelas. Dia jadi terkenal karena dulu Julia Roberts sempat syuting disini untuk film Eat, Pray, Love.

Kami disana sekitar 30 menit. Naik tangganya merupakan perjuangan, sodara! Kami sempat istirahat sebentar di tengah perjalanan naik. Saya sempat overheard anak perempuan yang bicara ke Bapaknya. They’re French and she was cute. Kalau saya terjemahkan bebas dari gesture mereka, sepertinya anak perempuan itu ingin sedikit berjalan ke ujung tempat kami beristirahat. Tapi karena berbahaya, si Bapak ngga ngasih ijin. I love the way she said “..Papa..” with her begging face. It’s crazy, I know.

Setelah selesai istirahat, kami lanjut naik tangga. Dan saat tiba di tangga paling atas, kami tahu jawaban dari pertanyaan Indah tadi.

Dari Padang-Padang, kami lanjut ke Blue Point. Dari tempat parkir tadi, setelah bayar 5000 rupiah, belok kiri. Naik lagi sedikit sampai di pertigaan T. Saat kami kesana, petunjuk arah ke pantai Blue Point rupanya patah dan diletakkan di pinggir jalan. Karena asal nebak, kami ambil kiri di pertigaan dan hanya mengikuti jalan hingga ternyata sampai ke gerbang masuk Pura Uluwatu. Terpaksa putar balik hingga bertemu pertigaan yang tadi. Harusnya tadi kami belok kanan untuk ke pantai, bukan kiri. Di Blue Point, tempat parkir ngga terlalu tertata seperti Padang-Padang. Untuk menuju Pantai, kami harus turun tangga lagi. We thought stairs at Padang-Padang were tough. But Blue Point were tougher! Anak tangga lebih curam dan lebih banyak *nangis aku*.

Blue Point bukan tempat yang tepat untuk bersantai, karena pasirnya kasar bercampur kerang-kerang kecil. Ngga bakal bisa lepas sandal kecuali nekat. Ombaknya lebih besar, dan memang cocok untuk surfing. Karena kami disana sudah sore, air laut sudah mulai pasang. Kami hanya sebentar di Blue Point dan perjuangan untuk naik tangga dimulai kembali. Ganbatte Kudasai!!!

Sampai di mobil, kaki terasa gempor! Dan kabar buruknya adalah saya masih harus menyetir mobil manual *nangis lagi aku*. Sudahlah, kan namanya pariwisata. Kapan lagi??? *menghibur diri*

Kami memutuskan segera kembali ke Denpasar karena kami ada undangan makan malam dari sodara Mbak Lucy di Sanur. Dalam perjalanan menuju Denpasar, kami sempatkan untuk berfoto di tulisan “Garuda Wisnu Kencana”. Kaki boleh gempor, tapi narsis jalan terussss.

Kami segera mandi sesampainya kami di hotel. Berangkat memenuhi undangan sekitar jam 20.00 wita. Kami juga sempat tersesat dalam perjalanan menuju Sanur. Saran saya, ikutlah jalan protokol which is jalan bertanda kuning di Google Map. Memang kadang agak jauh memutar, tapi jelas lebih aman, hehe..

Anyhow, dari hotel ke Sanur, Anda bisa masuk Teuku Umar, belok kanan di simpang enam untuk masuk jalan Pulau Tarakan. Ikuti jalan, belok kanan kemudian kiri untuk masuk ke jalan Pulau Komodo. Lurus ke jalan Pulau Buton. Lurus hingga ketemu pertigaan, belok kanan untuk masuk ke jalan Diponegoro. Lurus saja hingga ada pertigaan di akhir jalan. Saran saya belok kanan saja untuk masuk ke jalan Sesetan, karena kami tersesat ketika ambil kiri ke jalan Suwung Batankendal, meskipun tetap bisa sampai Bypass Ngurah Rai.  Dari Sesetan, lurus hingga pertigaan diakhir jalan belok kiri. Lurus hingga bertemu perempatan. Ambil kiri untuk masuk ke Bypass Ngurah Rai. Di Bypass Ngurah Rai lurus saja hingga ada U-turn Kopi Bali House di sebelah kanan. Setelah putar balik, lurus saja hingga ada papan penunjuk jalan belok kiri ke Semawang. Setelah belok kiri, kami tiba di jalan Danau Poso. Lurus hingga ada perempatan dengan patung ditengahnya. Corner Café di Stana Puri Gopa ada di pojok kanan setelah perempatan patung tersebut.

We met and chat with Mbak Lucy’s brother. We even took pictures. From the picture, I knew how exotic my skin was!!! He told us about Semawang Beach, Massimo Gelato and roads to go if we want to visit Bedugul. Yah.. Semacam sharing learning antar sopir gitu lah. And for dinner, Mbak Lucy and I ate café de paris steak. Like I wrote in my facebook page, it’s delicious! And as for Indah? Well, gado-gado will do. Hahahaha…

 


Karena mata kami sudah 5 watt, kami pamit untuk pulang ke hotel. Dan kami lewat jalur baru lagi. Menyusuri Sanur di malam hari, tepatnya jalan Danau Tamblingan. Dari corner Café, cukup ambil kanan di perempatan dan ikuti saja jalannya. Ada perempatan dengan McDonald sebelah kiri, ambil kanan untuk masuk ke Bypass Ngurah Rai. Belok kiri di perempatan yang ada KFC-nya. Dari situ, ikuti jalan lagi. Kita sudah masuk jalan Hang Tuah. Lurus saja untuk masuk jalan Puputan Niti Mandala Raya. Jika Anda melihat Monumen Perjuangan  Rakyat Bali di kanan jalan, berarti Anda berada dijalan yang benar. Ikuti jalan terus hingga ada pertigaan dengan penunjuk jalan lurus ke Renon. Disini Anda ambil kiri masuk ke jalan Puputan. Ada perempatan besar dengan traffic light. Lurus saja untuk masuk ke jalan Dewi Sartika. Akan ada perempatan lagi di Dewi Sartika, lurus saja. Hasilnya? Teuku Umar!

Like I said, sangat menyenangkan tinggal di hotel di kawasan Teuku Umar. Dekat kemana-mana, cuy!!!!

Sampai di hotel, ranjang bagaikan surga! Tanpa dikomando, mata kami langsung terpejam. See You in Day 3

No comments: