Sebentar lagi akan diselenggarakan Pemilu di kota Malang yang tercinta ini. Yang aku tahu hanya ada 3 calon walikota yang akan bertarung. Katakanlah mereka adalah Sang Juara Bertahan, Sang Pengusaha dan Sang Pemuda. Aku ngga tau apa kontrak politik yang mereka akan bawa (mungkin juga karena aku ngga ada usaha untuk mencari tau) tapi yang jelas siapapun yang akan terpilih benar-benar bisa membawa Malang ke arah yang lebih baik. Entah itu secara ekonomi, pendidikan maupun lingkungan hidup (environment).
Secara ekonomi, aku pengen Malang menjadi kota pertama di Indonesia yang secara transparan memberikan informasi penggunaan APBD-nya. Aku pengen Malang mempublikasikan berapa jumlah pendapatan kota dan berapa alokasi dana untuk belanja keperluan kota. Angka yang disebutkan adalah pasti dan bukan hanya prosentase! Aku pengen Malang menjadi kota yang mengelola keuangannya secara profesional. Diaudit oleh auditor publik dan hasilnya bisa dipublikasikan. Ini semata-mata karena uang yang digunakan dalam APBD adalah milik masyarakat. Kan kita masyarakat yang bayar pajak. Aku yakin dengan begitu masyarakat bisa menilai dan menagih janji jika realisasi tidak sesuai dengan anggaran.
Secara pendidikan, aku pengen Malang meningkatkan citra diri sebagai kota tujuan utama pendidikan dengan memaksimalkan keberadaan perpustakaan kota, yang by the way, aku salut banget dengan kemajuan yang diraih. Salut Perpus Kota!!! Selain itu, adanya fasilitas pendidikan yang ngga perlu gratis, itu terlalu muluk-muluk untuk saat ini tapi yang penting murah dan berkualitas.
Secara lingkungan hidup, aku ingin Malang kembali menjadi Malang. Dalam artian Malang menjadi kota yang asri dan layak untuk ditinggali untuk tumbuh kembang generasi selanjutnya. Aku pengen pemimpin Malang selanjutnya adalah orang yang sadar dengan betapa bobroknya lingkungan Malang saat ini. Betapa gersang dan panasnya Malang saat ini!
Aku setuju dengan pembangunan ruko, tapi yang tau aturan main dong! Atau jangan-jangan aturan mainnya dibikin waktu lagi “tinggi”? Ruko memang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi kalo kebanyakan ruko seperti saat ini apa ya indah untuk dilihat?
Tanah resapan air juga sudah habis digunakan untuk lahan perumahan ataupun ruko. Seandainya ada peraturan yang mewajibkan tiap rumah untuk membuat sumur resapan air yang ldiameternya hanya belasan senti atau mewajibkan tiap lahan parkir ruko untuk ditanami minimal satu pohon sebagai tempat berteduh, pasti tidak akan segersang sekarang.
Kalo ditambah seperti peraturan untuk PNS Jogja, maka Malang akan lebih oke lagi. Jadi di Jogja, PNS yanng tinggalnya kurang dari ato sama dengan 5km dari tempat kerja tiap hari Jumat wajib mengendarai sepeda onthel. Bike To Work lah… Selain untuk kesehatan PNS itu sendiri, para PNS tersebut juga turut menyumbang dalam usaha menjadikan kota Malang menjadi lebih baik…
Sebenernya kalo aku liat keadaan Malang saat ini, aku cuman bisa ngumpat pada para pembuat peraturan. Opo matane p***k dijojoh duit? Opo kupinge b****g ketutupan duit? Opo cangkeme mingkem dijejeli duit? Opo sikil karo tangane kakean nggegem duit? Opo ora duwe isin? Opo utek’e di-ncepno ndhek dengkul? Kok ngga bisa berbuat sesuatu? Itu adalah umpatan orang yang tidak tau apa-apa tentang birokrasi pembuatan peraturan. Maka, didiklah orang-orang seperti aku ini sehingga kita ngerti dan ngga hanya bisa ngumpat aja.
Caranya gimana? Salah satu solusi yang bisa aku kasih adalah dengan keterbukaan dan komunikasi dua arah yang seimbang. Artinya pejabat sebagai pembuat peraturan menginformasikan segala kegiatannya termasuk didalamnya berapa anggaran yang dikeluarkan, dalam sebuah forum khusus yang bisa diakses seluruh lapisan masyarakat. Contohnya apa? BANYAK! Bikin blog khusus kek, tampilkan di koran kota Malang kek, tampilkan di stasiun TV lokal kek! Banyak!!!!! Dari situ warga kota Malang bisa mengontrol cash flow Walikota dan jajarannya, sehingga warga Malang tidak merasa dibohongi dan dibodohi.
Warga Malang dapat memberikan saran atau kritik dari kegiatan yang dilakukan pejabat pemkot dan jajarannya. Pemkot dapat pula memberikan tanggapan dan meluruskan pendapat masyarakat. Dengan adanya keterbukaan dalam memberikan pendapat tanpa disertai ancaman, warga Malang akan dididik untuk bisa berpolitik secara sehat.
Aku berani bertaruh, siapapun yang akan menjadi pemenang dalam pilkada kota Malang dan menerapkan pendapatku diatas dan menjalankan dengan sukses dan konsisten, pasti akan bisa menang di pemilihan periose selanjutnya tanpa harus ngoyo berkampanye. Ngga perlu pasang foto di setiap spanduk dan ditempel di gerbang sekolah. Ngga perlu pasang giant banner yang isinya foto close-up segede-gedenya. Ngga perlu masang poster kontrak politik di dinding sehingga ngga terlalu sedap dipandang…
Ayo Rek, nyoblos! Sukses untuk Pilkada Malang!!!
3 comments:
perubahan telah kita rasakan....
dulu ijo royo-royo sekarang ijo ruko-ruko....
nantikan ijo bordil-bordil....
Iya, Boss!
Kalo perubahan kearah yang buruk mending ngga usah diikuti, (ato lebih tepatnya ngga usah dipilih)
weh.., ternyata bu guru juga care tentang perkembangan kota kita tercinta ini :)
bageimana enggak care lhawong tiap hari ngerasaken polusi dan macetnya jalan dari blimbing ke kepanjen ;)
Post a Comment