...
chat via bbm :
teman : "Kamu Sabtu ada acara?"
saya : "Ari Lasso itu tah?"
*teman saya sebelumnya update status menghimbau teman-temannya untuk nonton gig-nya Ari Lasso*
teman : "Iya"
saya : "Aku ngga terlalu suka..."
teman : "Ngga suka nya sama Ari Lasso ato M*P* nya?"
*Ari Lasso akan manggung di M*P*, salah satu tempat clubbing*
saya : "Ari Lasso nya"
teman : "Jadi kamu bener ngga mau nemenin aku? Udah ngga ya cinta ma aku?" *she's joking*
saya : "Lhah? Suamimu kemana? "
teman : "Kamu kan suami ke 2 ku... " *yes, she's also joking*
saya : "Baiklaah.. kalo ngga ada temennya ya aku yang nemenin.."
teman : "Iya.. Pokoknya kamu tak booking ya hari Sabtu.."
....
Diatas adalah penggalan awal kisah hari Sabtu kemarin. (It's 3.30 AM when I wrote this. So today is Sunday) Saya dengan tujuan mulia, menemani teman saya untuk nonton Ari Lasso di M*P* hari Sabtu yang ditulis 9PM onward.
Dunno if I have ever wrote this information, but in case I haven't, I hate being in a crowded place. Apalagi ini konteks crowded place-nya adalah tempat clubbing.
So here goes...
Teman saya pada last minute memberitahu bahwa suaminya akan ikut bersama kami. Suaminya ngga tega kalo harus liat istrinya dengan saya, hanya berdua, bersenang-senang di tempat clubbing, hehe.. So baiklah, saya pikir the more the merrier.
Saya dijemput sekitar jam 9.30 malam, dan sampai di lokasi sekitar 15 menit kemudian. With all the hustle and bustle di meja resepsionis M*P*, termasuk pilih softdrink atau beer, ngasih 3 bungkus rokok kompetitor (perusahaan tempat saya bekerja sudah tidak melakukan praktek ini lagi, karena dirasa tidak comply dengan peraturan pemerintah, hehe..), ngasih stempel di tangan hingga suami teman saya mengalami 2x body search. 1 di lantai bawah, yang kedua di lantai atas, sebelum memasuki venue.
Kami memasuki venue sekitar pukul 10 malam. Dari lantai 1, saya sudah mendengar suara dentuman musik. Rupanya the band was already playing, tapi sepertinya kami datang terlalu awal. Meja-meja yang ada didepan stage masih kosong meskipun hampir semua sudah ada tulisan "Reserved" di atasnya. Kami disarankan untuk duduk didepan bar, disitu ada beberapa kursi kosong yang bisa kami tempati.
Ngga lama setelah kami, datang sepasang perempuan dengan baju, yang menurut saya, baru pulang ngantor lengkap dengan tas jinjing ukuran tanggung. Mereka pun ternyata sama seperti kami, ngga reserved meja dan diarahkan ke bar.
Band yang waktu itu on stage adalah band dengan formasi standard cafe. You know, yang punya 3 vokalis itu loh, 2 perempuan dan 1 laki-laki. Saya ngga tau nama band nya apa, but they play good music. Salah satu vokalis cewek nya punya suara yang agak serak, khas penyanyi yang merokok. This one I know because I saw her smoking before going on stage. And her english pronunciation is quite okay, unlike like the other singer in the band. Telingaku agak gatel denger orang nyanyi lagu barat tapi pronunciation-nya jelek
The band started with something slow like bruno mars - it will rain, katy perry - thinking of you, pink -try and slowly began to raising the tempo.While the band played, the crowd is also gradually filled the room, some are quite familiar with the waiters. I don't really pay attention to the band nor the crowd since I'm quite occupied with reading Panji's blog and other tweets from my phone (yes I know, I'm a bit strange..). The band played for about 1,5 hour and the closed their gig around 11.30 PM.
The music continues with their resident DJ. For me, the music is also good. Some are new released, but most are quite old school. My friend and I kept looking at each other whenever the DJ played and old school song and like "this is from our time..". It's the golden memories of party music, hehe...
The main event started at 00.30 AM. Teman saya menawarkan untuk come closer to the stage, tapi saya tolak dengan alasan PW. Kalo didepan stage, kita harus berdiri dan belum tentu kursi kita masih available. Dan ternyata keputusan saya ngga buruk-buruk amat. Entah kenapa, mungkin karena dari awalnya memang cuman mo nonton Ari Lasso aja, dari tempat saya duduk di bar, which is disamping stage, saya bisa dengan nyaman liat performance nya Ari Lasso. Memang ada beberapa orang berdiri didepan saya, tetapi ngga menghalangi pandangan saya dari center stage. I'm quite lucky...
Termyata Ari Lasso hanya perform sekitar 1 jam aja. Dibuka dengan "Mengejar Matahari" dan ditutup dengan lagu yang saya lupa judulnya, hehe.. I'm not an Ari Lasso die hard fans kan.. Saya rasa itu bisa dimaafkan. Lagu-lagu Ari Lasso cukup familiar di telinga saya, hanya saja saya ngga tau persis lagu ini judulnya apa, atau dia menyanyikan lagu itu berduet dengan siapa.
It was an enjoyable performance yang diakhiri sekitar jam 1.45. The music didn't stop, ada resident DJ lain yang take the stage dengan musik yang menurut saya sedikit lebih baik daripada DJ yang pertama. I mean, I enjoyed the music better, dengan music yang current. Ada mbak-mbak model yang berlenggak-lenggok di stage dengan heels yang ngga masuk akal tingginya. I like heels, but not that type of heels..
Musik di M*P* memang masih belum selesai, tapi kami bertiga memutuskan untuk end the night (ato dini hari, lebih tepatnya) sekitar jam 2.
So this is the wrap up of the night :
Saya hanya pernah clubbing 2 kali dalam hidup saya (if I'm not mistaken). Satu, di B*B*, ketika cafe itu masih jaya-jaya nya, which was my college days. Yang kedua, di M*P* kemarin. Rentang waktunya adalah sekitar 10 tahun. Iya, saya tau.. itu sudah lamaaaa sekali..
Kalau boleh dibandingkan, suasana di dalam ngga terlalu berbeda. Sekumpulan orang (mabuk dan tidak) berada di satu tempat untuk menikmati musik (dan wanita). Permainan lampu dan laser jauh lebih baik, dan AC jauuh lebih dingin. I was freezing. I continuously moving my legs to reduce the cold.
Kemarin saya memang melihat pemandangan standart (menurut mereka di tempat clubbing), ada pengunjung laki-laki mabuk yang harus di-escort untuk meninggalkan venue, pekerja wanita (karena mereka pake seragam seh..) yang masih mencoba untuk berdiri dengan heels meskipun gesture-nya menunjukkan kondisi mabuk. Juga mendengar pembicaraan purel di toilet yang meminta untuk menemani tamu. Segala asap rokok, purel dan booze selalu ada, tetapi pilihan tetap ada di tangan kita.
Dan kemarin saya memilih untuk menikmati musik aja (and a bit of moving my body..). I don't smoke (meskipun di depan dikasih) and I don't drink. Saya prefer coke daripada booze. Wah ngga gaul dong? Lah.. trus kenapa? For me, gaul ato ngga bukan ditentukan dimana kita hang out, apa yang kita rokok dan seberapa kuat kita minum. Tapi jika ada teman yang punya prinsip yang berbeda ya silakan aja. Toh seperti saya bilang sebelumnya, pilihan ada ditangan kita.
Tempat clubbing dimanapun punya prinsip yang sama. Mereka ada untuk menawarkan pilihan hiburan kepada calon pengunjung. They only did their best untuk mendapatkan pengunjung, tentunya pengunjung yang secara sadar memilih untuk clubbing. Menurut saya, tidak ada ads yang berlebihan untuk menarik pengunjung yang memilih untuk clubbing. Dan sebagai orang yang bekerja di salah satu industri yag cukup kontroversial, I can relate to that.
No comments:
Post a Comment