Thursday, January 27, 2011

Mengelola keuangan yang terbatas

Harus diakui, banyak tantangan baru yang harus saya hadapi terkait keputusan saya untuk pindah dari rumah orang tua. Salah satunya adalah masalah finansial. Let's face it, banyak kemudahan yang saya dapatkan ketika masih satu atap dengan mereka. Sekarang, semuanya harus ditanggung sendiri. Jika penghasilan saya besar, mungkin hal itu akan mudah dilakukan, tapi pada kenyataannya tidak. Penghasilan saya terbatas. Itulah tantangan yang harus saya taklukan.

Instead of whining about my salary, I'd prefer to live with it and moved on. Kalau merasa gaji yang didapat dari tempat kerja kurang mencukupi ya sudah, tinggal pilih jangan kerja di sana, pasrah atau cari tambahan di luar. Untuk mengatasi keadaan keuangan yang terbatas tersebut, saya kembali menggunakan sistem amplop.


Dengan sistem ini, persiapan awal tentu saja adalah sejumlah amplop. Satu amplop mewakili satu pos pengeluaran. Jumlah amplop yang dibutuhkan tergantung dari kondisi masing-masing orang. Saya adalah karyawan swasta dengan 6 hari kerja. Untuk ke tempat kerja, saya naik motor, yang saya parkir dekat jalur Bus Karyawan yang ada biaya bulanannya. Sebisa mungkin saya masak untuk bekal makan siang saya sendiri. Dengan gambaran seperti itu, total saya punya 12 amplop, yang terbagi untuk pos pengeluaran BBM, Groceries, Makan Siang, Iuran Perumahan, Pulsa, Emergency, Transport, Charity, Motor, Listrik/Air, Bills, Parkir. Besaran isi amplopnya ya tergantung prediksi pengeluaran kita dalam satu bulan. Kalau masih ngga tau berapa besarannya, pakai ilmu kira2 aja :)

Persiapan yang kedua adalah keteguhan mental. Artinya jangan mudah tergoda untuk menggunakan uang yang tidak sesuai dengan pos pengeluarannya. Kalau memang itu jatah untuk pulsa, ya gunakan untuk pulsa. Jangan untuk jajan yang lain. Kalau memang ada pengeluaran diluar rencana, gunakan uang dari amplop Emergency. By the end of the month, periksa lagi. Mana amplop yang masih ada sisa. Pilihannya ada 2, dimasukkan ke tabungan atau ke amplop Emergency untuk dana bulan depan.

Jangan lupa juga, simpan semua nota pengeluaran di amplop Bills. Ini bisa digunakan untuk tracking expense bulan ini serta predictive expense bulan depannya.

Untuk saya, tantangan berikutnya adalah menyisihkan pendapatan untuk Emergency Fund. Ini beda dengan amplop Emergency, tapi fungsinya hampir sama. Kalau yang amplop untuk satu bulan, dan jumlahnya ngga terlalu banyak. Sementara Emergency Fund disimpan di tabungan dan besarnya minimal 6x pengeluaran rutin tiap bulan. Nanti, setelah dana ini tercapai (God knows when) barulah bisa sedikit melonggar ikat pinggang untuk belanja kebutuhan sekunder.


It seems difficult for now, but I'm not saying that it is impossible. It'll take some time to accomplish, and I feel that I;m on the right path.

No comments: